Pages

Pretty Hurts - Beyonce

Suka nih sama lagu ini. Pesannya bagus banget. Seperti yang pernah kutulis dulu, cantik ya cantik saja, tak perlu diedit. Lagu ini berpesan agar kita lebih mencintai diri kita sendiri apa adanya, tak perlu harus mengikuti trend dunia yang kelihatannya bagus karena dilakukan secara bersama-sama, tapi sangat menyakitkan ketika kita ingin mencobanya. Fenomena bedah plastic, misalnya.

Mama said, you're a pretty girl
What's in your head it doesn't matter
Brush your hair, fix your teeth
What you wear is all that matters

Beberapa ibu zaman sekarang yang memiliki anak perempuan, begitu bangga jika anaknya disebut cantik dan banyak yang tertarik. Apalagi, jika memang dibuat menjadi cantik, dipoles, tanpa peduli pada pendidikannya, kesehatan moralnya dan sebagainya. Yang paling penting bisa dipamerkan. Ada yang bilang, isi otak tidaklah kelihatan, yang pertama kali tertangkap mata adalah penampilan. Tak perlu pintar asal bisa dandan. Tak perlu religious asal pakaian terurus. Begitulah.

Just another stage
Pageant the pain away
This time I'm gonna take the crown
Without falling down, down

Para perempuan yang mati-matian menjadi cantik itu, ada yang menikmati usahanya, ada pula yang merasa semuanya sia-sia. Pemilik hati nurani sesungguhnya tak akan mereka-reka bentuk tubuhnya. Demi apa? Sebuah pujian? Jika pujian itu tak kunjung datang atau berkurang, sakit hatilah yang tertanggungkan. Seperti peremuan di atas sana itu, lihatlah. Ia berlenggak-lenggok, menampilkan segala kesakitan di tubuhnya. Tubuh yang dipaksa kurus, kaki yang dipaksa berjinjit, tulang yang dipotong atau disambung untuk mendapatkan bentuk ideal, alangkah menyakitkannya. Hanya demi memenuhi selera pasar yang kambuhan, ia rela melakukan segalanya. Dipikirnya, jika ia member apa yang pasar inginkan, ia akan bisa menguasai segalanya.

Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Perfection is the disease of a nation
Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Tryna fix something
But you can't fix what you can't see
It's the soul that needs the surgery


Padahal, sekali mengubah sesuatu dan menangguk pujian, maka efeknya akan ketagihan. Pujian itu memabukkan, Kawan. Lihatlah para perempuan dan lelaki itu. Mereka mengubah apapun yang bisa diubah. Mencerahkan yang kusam, menutupi yang tak sempurna. Dan prosesnya menyakitkan. Padahal, permasalahan yang sesungguhnya bukanlah di tubuh kita, tetapi bagaimana kita menyikapi tubuh kita. Bersyukur atas apapun yang kita miliki dan menjaganya tetap baik sampai mati.

Blonder hair, flat chest
TV says bigger is better
South beach, sugar free
Vogue says
Thinner is better


Sekarang sedang musimnya para perempuan berukuran zero alias nol. Dada rata, pinggang dan pinggul ramping. Banyak yang berdiet mati-matian hanya untuk mengikuti tren itu, karena para perancang kenamaan banyak yang mendesain baju hanya untuk ukuran zero, lebih irit kain. Para lelaki yang justru membesarkan beberapa bagian tubuhnya. Semakin besar, semakin berotot, semakin bagus katanya. Bahkan, menurut selera model yang dipajang di majalah Vogue, semakin kurus, perempuan akan terlihat semakin cantik. Bukankah itu pemikiran yang berbahaya? Bukankah lebih baik terlihat biasa saja tapi sehat dan segar?

Just another stage
Pageant the pain away
This time I'm gonna take the crown
Without falling down, down, down


Beberapa dari mereka berfikir, biarlah, toh hanya untuk sementara. Bisa diperbaiki jika sudah tiba masanya. Mumpung pasar sedang berselera, mereka berikan apapun yang mereka punya.

Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Perfection is the disease of a nation
Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Tryna fix something
But you can't fix what you can't see
It's the soul that needs the surgery


Tak peduli sakitnya berlapar-lapar sepanjang hari, atau perihnya pisau bedah yang menggores pipi. Yang penting terlihat sempurna bagi mereka. Padahal, sudah ditakdirkan bahwa tak ada yang sempurna di dunia.

Ain't no doctor or therapeutic that can take the pain away
The pain's inside
And nobody frees you from your body
It's the soul that needs surgery
It's my soul that needs surgery
Plastic smiles and denial can only take you so far
And you break when the paper signs you in the dark
You left a shattered mirror
And the shards of a beautiful girl


Hal menyakitkan yang sesungguhnya bukanlah rasa sakit ketika prose situ. Hal yang menyakitkan sesungguhnya adalah karena dikejar tren, mereka harus menjalani semua itu. Tak ada dokter yang mampu menyembuhkan rasa tak percaya diri. Hanya diri kita yang mampu mengubah semua itu. Mental lah yang perlu diperbaiki. Jiwa lah yang perlu dibedah. Senyuman plastic tak kan membantu mencerahkan wajah jika tak keluar dari hati yang gembira. Kaca sebagus apapun tak kan memantulkan kecantikan yang sesungguhnya jika hati kita bermuram durja.

Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Perfection is the disease of a nation
Pretty hurts
Shine the light on whatever's worse
Tryna fix something
But you can't fix what you can't see
It's the soul that needs the surgery


Seluruh rasa sakit itu, akan muncul ketika kita sudah mencoba sekuat tenaga, menjalani semua prosedur menyakitkan demi penampilan yang sempurna, tapi tetap tak ada yang mau menerima kita apa adanya. Itu yang sangat menyakitkan.

When you're alone all by yourself
And you're lying in your bed
Reflection stares right into you
Are you happy with yourself
It's just a way to masquerade
The illusion has been shed
Are you happy with yourself
Are you happy with yourself
Yes


Renaungkanlah kembali saat engkau sendiri, saat engkau berbaring di ranjangmu, tinjau kembali apa tujuan dalam hidupmu. Berbahagialah dengan garis hidup apapun yang harus kau hadapi. Berbahagialah dengan tubuhmu dan apapun yang kau miliki. Saat engkau berbahagia, maka kecantikan akan dengan sendirinya mengikutimu.

3 comments:

  1. kak naila bagus sekali interpetasi lagunya loh :)
    boleh artiin lagu whitney housten (run to you) kak? makasi :D

    ReplyDelete
  2. Huaaa ..
    Kren ka', ksimpulan x 👍

    ReplyDelete
  3. Huaaa ..
    Kren ka', ksimpulan x 👍

    ReplyDelete