Pages

Diorama – Tulus

Diorama itu sederet patung-patung, kecil maupun besar, yang disusun dengan setting untuk menceritakan kembali sebuah kisah.

Aku patung, mereka patung
Cangkir teh hangat namun kaku dan dingin
Meja-meja kayu mengkilap
Wajahmu dibasahi air mata yang dilukis


Kita sama-sama manusia yang tak berdaya. Seperti patung-patung dalam sebuah diorama yang menceritakan sebuah kisah, tak bisa menolak apapun peran mereka. Lihatlah property di depan kita. Semuanya palsu. Bahkan kupikir sekarang hatimu pun palsu. Kita dituntut untuk selalu bermain peran, sesuai yang ingin diperlihatkan. Meski kau menangis, aku tahu tangisanmu hanya dilukis. Meski the di depanku terlihat hangat dan sedap, aku tahu itu hanyalah bayanganku saja. Karena cangkir itu kosong, kaku dan dingin.

Tubuh kaku tidak bergerak
Ingin hapus air matamu tapi aku tak bisa
Patung-patung kayu mengkilap
Pikiran mereka kosong memikul peran


Sekaku tubuhku, sekosong pikiranku. Aku menyukaimu dan tak ingin melihatmu menangis seperti itu. Tapi usahaku untuk menghapus air matamu sungguh sia-sia. Bahkan bergerak pun aku tak mampu. Tapi tak mengapa, aku tahu itu bukanlah air mata yang sesungguhnya.

Harusnya cerita ini bisa berakhir lebih bahagia
Tapi kita dalam diorama
Harusnya sisa masa ku buat indah menukar sejarah
Tapi kita dalam diorama
Diorama, diorama


Karena yang sesungguhnya adalah, kisah kita bisa berakhir lebih bahagia, andai kita tidak memilih untuk menjadi boneka yang hidup dalam diorama. Demi sebuah pertunjukan indah, kau dan aku rela menukar rasa. Harusnya kalau kita bisa lari, cerita itu akan berubah, dan kita bisa hidup bahagia tanpa harus masuk kotak kaca.

Sakit hatimu karena aku
Sakit membekas dalam, jadi bagian sejarah
Tak ada kesempatan untuk berkilah
Untuk selamanya masa itu menguasaimu


Aku tahu kau mengira aku tak memilihmu, sama seperti aku mengira kau tak memilihku. Aku meninggalkan luka yang dalam di hatimu, yang kini membatu, terukir dalam sebuah kisah yang dipajang sebagai diorama, karena kau membiarkannya terus seperti itu, membiarkan hatimu terus terluka tanpa mau kuubah kembali agar kau bahagia.

No comments:

Post a Comment