Pages

Sewindu – Tulus

Asik nih lagunya. Sepertinya tentang pertemanan yang berakhir dengan jatuh cinta ya. Sayangnya kok hanya sepihak saja.

Sudah sewindu ku di dekatmu
Ada di setiap pagi, di sepanjang hari
Tak mungkin bila engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang ku benam sejak lama


Delapan tahun sudah kita bertetangga. Masih kuingat ketika itu kita masih kelas lima SD dank au pindah ke rumah di depan rumahku. Kau gadis kecil yang cantik dan imut. Begitu melihatmu hari itu aku langsung menyukaimu. Banyak alasan untuk terus bermain ke rumahmu. Kebetulan kita selalu satu sekolah membuatku lebih tahu lagi tentang dirimu. Lama kelamaan, dengan karaktermu yang baik dan menyenangkan, benih cinta itu tumbuh di hatiku. Lama sekali kupendam dan tak mampu kuungkapkan karena kita berteman. Aku tak ingin merusak pertemanan ini begitu saja.

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Aku suka menunggumu untuk berangkat ke sekolah setiap pagi. Menjemputmu di depan pintu rumahmu yang hanya beberapa jengkal dari rumahku. Selalu kupersiapkan senyum terbaikku begitu kau membuka pintu. Dan kau akan membalasku dengan senyum termanis yang pernah kulihat di dunia ini. Aku suka melihat kau tersenyum. Aku suka melihat kau selalu bergembira , pagi, siang maupun malam. Dan begitu kau muram, aku sudah menyiapkan senjata untuk membuatmu kembali tersenyum.

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita

Lalu tiba-tiba, anak terkeren di sekolah juga tertarik kepadamu. Dibandingkan diriku, sungguh sebuah perbedaan yang timpang. Dengan wajah tampan dan kendaraan bagus, kau mendekatinya, main kerumahnya, bersikap baik pada semua keluarganya. Ia merayumu, aku tahu itu. Dan sialnya, kau percaya dengan semua rayuannya. Sia-sia sudah segala upayaku mendekatimu selama sewindu. Koyak oleh sesuatu yang tak kumiliki dalam diriku. Kau lupa, bahwa akulah yang selalu menjagamu agar tetap tersenyum di sepanjang harimu.

Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu


Baiklah, sudah kuputuskan bahwa aku tak akan lagi menjemputmu di depan pintu. Toh sudah ada dia yang siap memboncengmu dengan kendaraan yang selalu baru. Sudah cukup segala caraku untuk menghiburmu. Loe gue end!

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sia-sia sudah usahaku tiap pagi menggembirakanmu. Padahal yang ingin kulihat hanyalah senyum manismu. Tapi kini, senyuman itu bukanlah milikku.

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita


Sejak sang pangeran itu datang, kau tergoda dengan semua keindahan yang ia tawarkan. Kau lupa, bahwa akulah yang selalu menemanimu saat kau merana.

Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Oh tak akan lagi ku menemuimu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu


Aku tak akan lagi menjemputmu untuk berangkat ke sekolah bersama. Aku tak akan lagi menyapamu meski kita berjumpa. Aku tak akan lagi memberikan senyum ceriaku di setiap pagimu. Karena kau lebih memilih dia.

Jujur memang sakit di hati
Bila kini nyatanya kau memilih dia
Takkan lagi ku sebodoh ini
Larut di dalam angan-angan tanpa tujuan


Sakit rasanya ketika pada akhirnya kau lebih memilih dia, karena semakin mengecilkan keberadaanku. Dia lebih rupawan, dia lebih kaya raya, dia lebih segalanya. Aku rela, tapi tak lagi bersedia untuk dekat-dekat denganmu. Jika aku terus melakukan kebiasaanku bersamamu, maka aku akan semakin terluka karena membiarkan anganku tentangmu tak berkesudahan.

No comments:

Post a Comment