Sepertinya lagu ini curahan hati beberapa artis ya, yang memang kebahagiaannya bersumber dari ketenaran. Yah, sumber kebahagiaan tiap orang kan beda-beda, karena itulah kita tidak berhak menjudge kesukaan dan kebahagiaan seseorang sesuka kita.
I stand here waiting for you to bang the gong
To crash the critic saying, "is it right or is it wrong?"
If only fame had an IV, baby could I bear
Being away from you, I found the vein, put it in here
Aku berdiri di sini, di panggung hiburan yang gemerlap ini, menunggu semua orang mengapresiasi apapun yang kulakukan. Mau memujiku, silakan. Memakiku, silakan. Mengkritikku, silakan. Aku hanya ingin menunjukkan pada semua orang, inilah diriku, terserah apapun penilaianmu. Aku hanya menyukai ketenaran, tak peduli bagus atau tidaknya penampilanku. Kupikir, jika aku terkenal, berarti banyak yang suka, berarti yang kutampilkan bagus. Aku mencintai ketenaran. Tak bisa kubayangkan jika aku harus kehilangan seluruh ketenaran ini. Hatiku tak tenang tiap kali kupikirkan hal itu. Andai yang sudah kuraih ini ada isi ulangnya, aku tak perlu khawatir lagi. Karena semua ini adalah mimpiku, hasratku, tujuan hidupku.
I live for the applause, applause, applause
I live for the applause-plause, live for the applause-plause
Live for the way that cheer and scream for me
The applause, applause, applause
Hidupku sudah kuabdikan semua demi panggung hiburan. Kebahagiaanku adalah sorak sorai para penonton di depanku. Senyum mereka, tawa mereka, sambutan mereka, tepuk tangan mereka, membuatku benar-benar merasa hidup. Aku merasa dihargai, diorangkan, istimewa. Jadi, jangan salahkan aku kalau aku sering cari sensasi. Karena aku, butuh suara tepuk tangan itu.
Give me that thing that I love
(Turn the lights on)
Put your hands up, make 'em touch
(Make it real loud)
Karena itulah, cukup lakukan hal sederhana itu. Bertepuk tanganlah untukku. Bersoraklah saat menyambutku. Aku menyukainya, sangat. Keraskan suara tepukanmu, nyalakan lampu panggungnya, biarkan aku berkreasi. Bertepuk tanganlah untukku, tepuk tangan yang keras, angkat tanganmu tinggi-tinggi, saling mengait, saling menyentuh, saling menguatkan.
A-P-P-L-A-U-S-E
Put your hands up, make 'em touch, touch
A-P-P-L-A-U-S-E
Make it real loud
Put your hands up, make 'em touch, touch
Ayo, berikan tepuk tangan padaku. Tepuk tangan yang keras. Angkat tanganmu tinggi-tinggi, saling menyentuh, saling mengait, saling menguatkan.
I've overheard your theory
"Nostalgia's for geeks"
I guess sir, if you say so
Some of us just like to read
Tak sengaja kumendengar teory tentang dunia gemerlap ini. Nostalgia hanyalah untuk para kutu buku. Apa maksudnya? Kebahagiaan sejati itu hanya untuk para penggemar non dunia gemerlap? Bahwa yang kujalani ini semu? Benarkah? Bisa jadi sih. Tapi itu tidak berlaku bagiku. Aku bahagia dengan duniaku sekarang, karena ini adalah tujuan hidupku.
One second I'm a kunst
Then suddenly the kunst is me
Pop culture was in art
Now, art's in pop culture in me
Di dunia gemerlap ini, aku adalah seniman. Tapi, aku terlalu kreatif untuk disebut begitu. Aku adalah mahakarya, sebuah bentuk karya seni itu sendiri. Aku manusia modern, penganut budaya pop. Budaya pop yang berseni, sekarang seni dan budaya pop itu bercampur dalam diriku. Lihatlah aku sekarang, aku adalah karya seni yang indah, bukan?
Touch, touch
Touch, touch, now
Ayo tepuk tangan, yang keras. Ayo saling bersentuhan, saling menguatkan. Kau menikmati penampilanku, aku menikmati tepuk tanganmu.
I stand here waiting for you to bang the gong
To crash the critic saying, "is it right or is it wrong?"
If only fame had an IV, baby could I bear
Being away from you, I found the vein, put it in here
Aku berdiri di sini, di panggung hiburan yang gemerlap ini, menunggu semua orang mengapresiasi apapun yang kulakukan. Mau memujiku, silakan. Memakiku, silakan. Mengkritikku, silakan. Aku hanya ingin menunjukkan pada semua orang, inilah diriku, terserah apapun penilaianmu. Aku hanya menyukai ketenaran, tak peduli bagus atau tidaknya penampilanku. Kupikir, jika aku terkenal, berarti banyak yang suka, berarti yang kutampilkan bagus. Aku mencintai ketenaran. Tak bisa kubayangkan jika aku harus kehilangan seluruh ketenaran ini. Hatiku tak tenang tiap kali kupikirkan hal itu. Andai yang sudah kuraih ini ada isi ulangnya, aku tak perlu khawatir lagi. Karena semua ini adalah mimpiku, hasratku, tujuan hidupku.
I live for the applause, applause, applause
I live for the applause-plause, live for the applause-plause
Live for the way that cheer and scream for me
The applause, applause, applause
Hidupku sudah kuabdikan semua demi panggung hiburan. Kebahagiaanku adalah sorak sorai para penonton di depanku. Senyum mereka, tawa mereka, sambutan mereka, tepuk tangan mereka, membuatku benar-benar merasa hidup. Aku merasa dihargai, diorangkan, istimewa. Jadi, jangan salahkan aku kalau aku sering cari sensasi. Karena aku, butuh suara tepuk tangan itu.
Give me that thing that I love
(Turn the lights on)
Put your hands up, make 'em touch
(Make it real loud)
Karena itulah, cukup lakukan hal sederhana itu. Bertepuk tanganlah untukku. Bersoraklah saat menyambutku. Aku menyukainya, sangat. Keraskan suara tepukanmu, nyalakan lampu panggungnya, biarkan aku berkreasi. Bertepuk tanganlah untukku, tepuk tangan yang keras, angkat tanganmu tinggi-tinggi, saling mengait, saling menyentuh, saling menguatkan.
A-P-P-L-A-U-S-E
Put your hands up, make 'em touch, touch
A-P-P-L-A-U-S-E
Make it real loud
Put your hands up, make 'em touch, touch
Ayo, berikan tepuk tangan padaku. Tepuk tangan yang keras. Angkat tanganmu tinggi-tinggi, saling menyentuh, saling mengait, saling menguatkan.
I've overheard your theory
"Nostalgia's for geeks"
I guess sir, if you say so
Some of us just like to read
Tak sengaja kumendengar teory tentang dunia gemerlap ini. Nostalgia hanyalah untuk para kutu buku. Apa maksudnya? Kebahagiaan sejati itu hanya untuk para penggemar non dunia gemerlap? Bahwa yang kujalani ini semu? Benarkah? Bisa jadi sih. Tapi itu tidak berlaku bagiku. Aku bahagia dengan duniaku sekarang, karena ini adalah tujuan hidupku.
One second I'm a kunst
Then suddenly the kunst is me
Pop culture was in art
Now, art's in pop culture in me
Di dunia gemerlap ini, aku adalah seniman. Tapi, aku terlalu kreatif untuk disebut begitu. Aku adalah mahakarya, sebuah bentuk karya seni itu sendiri. Aku manusia modern, penganut budaya pop. Budaya pop yang berseni, sekarang seni dan budaya pop itu bercampur dalam diriku. Lihatlah aku sekarang, aku adalah karya seni yang indah, bukan?
Touch, touch
Touch, touch, now
Ayo tepuk tangan, yang keras. Ayo saling bersentuhan, saling menguatkan. Kau menikmati penampilanku, aku menikmati tepuk tanganmu.
No comments:
Post a Comment