Interpretasi sederhananya, tentang seorang lelaki atau
perempuan yang membiarkan dirinya
dicintai dan menerima anugerah cinta itu dengan tulus.
Namun, saat ia mulai belajar
mencintai, tiba-tiba anugerah cinta itu menghilang, menguap
begitu saja tanpa bisa
dipertanyakan. Dan, menyanyilah orang tadi mempertanyakan
nasib kisah cintanya.
Well, karena ini interpretasi bebas, maka saya akan membuat
alur cerita sendiri dari lagu
ini.
Right from the start,
you were a thief
Bait pertama baris pertama lagu ini mengisaratkan tentang
seseorang yang menikmati indahnya mencintai.
I think it is a love at the first sight. Kerlingan mata yang
menggoda, senyum yang meluluhkan hati, tawa yang renyah, tatapan yang
mengisyaratkan bahasa "kau akan mampu melewati hidup ini bersamaku",
dan penampilan yang menawan. Tapi, hanya jatuh cinta yang sebatas itu,
mengagumi dari jauh, meyakini bahwa suatu saat ada takdir yang dapat menyatukan
rasa itu, dan berharap bahwa rasanya akan berbalas.
You stole my heart
and
I your willing victim
Semakin lama rasa itu semakin akut, tapi ia cukup bahagia
hanya dengan menikmati rasa itu sendirian saja. Menunggu saat yang tepat untuk
menyambungkan rasa.
I let you see the
parts of me
That weren't all that
pretty
Seseorang itu memutuskan untuk mendekati pencuri hatinya
dengan perlahan. Ia mengajaknya berbincang tentang kehidupan sehari-hari;
pekerjaan, keluarga, teman, sekolah, atau apapun yang sekiranya segala sesuatu
yang bisa mendekatkan mereka berdua. Anggap tokoh kita ini sudah saling kenal
sekilas, berada di lingkungan yang sama sebelum insiden pencurian hati. Jadi,
ada banyak tautan yang dibahas. Si pencuri hati ia dekati sedemikian rupa, ia
sisipi hatinya dengan ribuan kegalauan menimpa tokoh kita, hingga simpati itu
muncul, perlahan menguat mengakar menjadi cinta yang berbasis luka.
And with every touch
You fixed them
Dengan simpatinya, si pencuri hati itu mengurai setiap
jalinan kusut di hati tokoh kita, meniupi lukanya dengan hembusan kasih sayang,
hingga tokoh kita semakin kepayang. Merasa tak mampu lagi menahannya lebih
lama, tokoh kita pun memutuskan untuk tak lagi menikmatinya sendirian. Ia ingin
membagi indahnya rasa itu dengan orang yang ia cintai. Gayung pun bersambut. Mereka
menikmati cinta mereka sampai pada suatu titik, dimana rasa itu diuji.
Now, you've been
talking in your sleep
Oh oh, things you
never say to me
Manis cinta biasanya diimbangi dengan kata-kata manis pula. Dan
itu tidak akan pernah selamanya. Ada masanya kata-kata itu tetap tertutur
semanis madu, tapi terdengar seperti diluncurkan beserta lebah-lebahnya, hingga
terasa menyengat di hati. Bagaimana jika ternyata si pencuri hati bukanlah
orang yang bisa memberi kepastian dalam sebuah hubungan? Sudah punya pasangan
resmi misalnya, atau orang yang tidak yakin mampu membahagiakan orang lain. Maka,
diskusinya akan buntu.
Oh oh, tell me that
you've had enough
Of our Love, our Love
Dan tokoh kita akan mulai berfikir negatif, meragukan
perasaannya sendiri dan perasaan orang yang sudah mencuri hatinya. Ia pun
kemudian merasa lelah, dengan segala ketidakpastian, hingga hatinya pun goyah.
Bukan goyah yang mengurangi cinta, namun goyah yang mengikis percaya. Ia sudah
tahu beberapa hal yang tidak sepatutnya ia terima dari si pencuri hatinya, tapi
ia menabahkan diri karena toh si dia pun sudah tahu sisi buruk dirinya.
Just give me
a reason
Just a little bit's enough
Just a second, we're not broken
Just bent, we can learn to LOVE again
Just a little bit's enough
Just a second, we're not broken
Just bent, we can learn to LOVE again
Karena itulah,
tokoh kita jadi bertanya-tanya ketika kata-kata tak lagi terdengar manis,
ketika selalu mencari alasan untuk semua hal, dan ia hanya mampu
berkata: MENGAPA? Ia mengharap kepastian, ia menuntut jawaban agar cinta yang ia jaga dan
pertahankan tak lantas kandas begitu saja. Agar ia tahu apakah kesalahan ada di
pihaknya untuk ia perbaiki, ataukah ia harus bersiap untuk berbesar hati
menerima sisi lain lagi dari si pencuri hati supaya ia bisa menyesuaikan diri.
Hanya cukup sedikit kata agar ia tak lagi bertanya-tanya.
Oh, it's in the stars
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken
Just bent, we can learn to love again
It's been written in the scars on our hearts
We're not broken
Just bent, we can learn to love again
Tetap tak ada
jawaban. Tapi cinta itu tetap berlanjut. Tokoh kita memutuskan untuk tak lagi
bertanya, si pencuri hati memutuskan seolah tak terjadi apa-apa. Meski cinta
tetap mendominasi, kehangatan tetap terjaga, akan slalu ada gajah besar yang
menyesaki ruangan setiap mereka bicara. Itu istilah yang dipakai di film Just
Married. Hampa, tapi menyesakkan. Dan sesak yang terakumulasi menyerempet
sisi-sisi hati, menggores perlahan menyisakan luka yang timbul tenggelam
tersapu cinta. Pada akhirnya, tetap cinta yang menang.
I'm sorry I don't
understand where
All of these is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
All of these is coming from
I thought that we were fine
(Oh, we had everything)
Meski tak dilisankan, tokoh kita akan selalu bertanya-tanya.
Karena, dulu setiap masalah selalu bisa diselesaikan dan berakhir bahagia. Tapi
kali ini tidak. Seolah kekasihnya ingin tak ada yang terselesaikan lagi, supaya
bisa jadi alasan, supaya bisa jadi jawaban.
Your head is running
wild again
My dear, we still have everything
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')
My dear, we still have everything
And it's all in your mind
(Yeah, but this is happenin')
Tokoh kita menganggap, sebenarnya tak ada yang salah.
Mungkin masalahnya ada di pikiran kekasihnya saja hingga berimbas ke hubungan
mereka. Ia pun mengungkapkan hal itu pada si pencuri hati, kekasihnya.
You've been having
real bad dreams
Oh oh, used to lie so close to me
Oh oh, there's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Ooooh, our love, our love
Oh oh, used to lie so close to me
Oh oh, there's nothing more than empty sheets
Between our love, our love
Ooooh, our love, our love
Tokoh kita
menyadari sebenarnya ada banyak hal yang berkecamuk di hati dan pikiran
kekasihnya. Tapi apa mau dikata, kebenarannya tak jua terungkap. Kekasihnya
semakin lama semakin bersikap dingin, tak lagi menampakkan gurat kehangatan di
sinar matanya. Hal itulah yang membekukan hatinya. Sorot dingin itu yang jadi
tanda tanya besar di benaknya.
Oh, tear ducts and
rust
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
I'll fix it for us
We're collecting dust
But our love's enough
Walau terasa sakit,
tokoh kita yakin akar masalahnya sederhana, hanya dibuat rumit untuk menguji
cintanya. Ia tak kan goyah. Kehangatan hubungan itu harus ia ciptakan kembali
bagaimanapun caranya. Karena indah cinta itu tak kan sempurna jika dinikmati
dari satu sisi saja.
You're holding it in
You're pouring a drink
No, nothing is as bad as it seems
We'll come clean
You're pouring a drink
No, nothing is as bad as it seems
We'll come clean
Ooh, we can learn to
love again
Ooh, we can learn to love again
Oh, that we're not broken
Just bent and we can learn to love again
Ooh, we can learn to love again
Oh, that we're not broken
Just bent and we can learn to love again
Ia yakin, saat kekasihnya sadar, saat pikirannya tak lagi menggila,
ia akan menyambut kehangatan yang ia tawarkan kembali, dan mereka akan
merengkuh kehangatan itu bersama. Di benak tokoh kita hanya satu: tak ada kata
menyerah dalam cinta. Asal, ia tahu
alasannya.
No comments:
Post a Comment