Pages

Dear River – Kina Grannis

Jadi ingat lagu jadul yang judulnya “Telaga Sunyi”. Koes Plus kalo nggak salah. Sepertinya ceritanya mirip. Mengingat seseorang yang tenggelam, mati di sungai.

Holding on dear river to my skin
Whispering the places you have been
And I look back upstream


Kutatap nanar riak sungai yang tak bergelombang. Hatiku mengambang, mengingatmu, Sayang. Ada wajah tak terlihat di permukaan. Dingin merambat tanpa bisa kutahan. Tempat ini, tempat terakhirmu menungguku. Tempat ini, tempat terakhirmu menghembuskan nafasmu. Dan aku marah, melirik pada kecipak air  yang tak ramah.

Everybody knows the river comes
The river goes but you stopped here
You stopped here for me
You took my heart in tow
How could I let you go

Semua orang berlari menepi. Saat itu, kau hanya ingin menungguku. Dengan tersenyum, kau mengabaikan lambaian orang-orang yang memintamu ke tepian. Kau yakin semua baik-baik saja, karena kau bisa berenang. Tapi kau salah, Sayang. Kekuatan alam sungguh tak bisa dilawan. Kau berhenti di tengah batu itu, menungguku menyeberang. Kau berhenti di tengah sungai itu, saat arus deras datang dari pegunungan. Dan hatiku sakit, teriris melihatmu terseret gelombang. Pelajaran renangmu tak kuat menahan amuk alam. Aku menangis, tak sanggup melihatmu terbuang, di tengah alam yang tak kukenal.

I doubt anyone can keep up
Keep up, keep up
Keep up, keep up with you
I doubt anyone can keep up
Keep up, keep up
Keep up, keep up with you


Aku dan orang-orang, mencarimu hingga tengah malam. Bahkan sampai ajal menjemput pun kau tetap keras kepala, tak mempedulikan kepentingan yang lainnya. Muncul lah, kami sudah lelah. Siapa pula yang tahan menahan kepedihan dalam ketidak pastian. Kalau mayatmu muncul, sedih memang, tapi setidaknya kau tidak menghilang. Kalau kau bertahan dan selamat ke tepian, lalu dimanakah kini dirimu gerangan

Rolling on dear river does it end
I saw you though the canyon and the bend
Did you look back for me


Keputusasaan mengantar kami pulang. Kau tetap tak kami temukan. Kukunjungi kembali tempat ini, berharap mendapat kejutan, menemukanmu kembali, hidup atau mati. Kususuri arus sungai, yang mengalir melewati jurang dalam. Kuikuti hingga ujung terjauh, semampuku, sampai hatiku kebal mengingat kepergianmu. Kulihat dirimu di mana-mana. Dan aku menangis lagi. Kulihat kau di bunga liar yang kau ajak foto bersama, dulu. Kulihat kau dicekungan jurang yang kau teriaki. Apakah kau melihatku dari aliran sungai itu?

I could fight the flow
And tug of war the undertow
But I’d never not ever succeed
So when you’re out to sea
I hope you think of me

Aku tak secanggih dirimu dalam berenang. Sudah cukup, aku tak tahan. Mencarimu kembali, beramai-ramai dengan kawan-kawan, kami tetap tak menemukanmu. Kami kalah menghadapi arus balik, arus bawah, atau arus apapun itu, yang hampir menyeret kami untuk ikut bersamamu. Kawanku sayang, jika tubuhmu tak bisa kami temukan, semoga kau baik-baik saja di sana. Jika kau sudah sampai di lautan, tempat yang paling kau inginkan untuk singgah di masa depan, semoga kau mengingatku sepanjang waktu. Memang harus hati-hati pada mimpi. Kau bilang ingin menghabiskan sisa hidupmu di pantai. Sepertinya Tuhan mendengarmu, hanya saja memberimu jalan yang mengejutkanmu.

I doubt anyone can keep up
Keep up, keep up
Keep up, keep up with you
I doubt anyone can keep up
Keep up, keep up
Keep up, keep up with you

Kurasa sifat keras kepalamu mempengaruhiku. Aku marah karena tak bisa menemukanmu. Mengapa kau bertahan untuk tak ditemukan, sementara kenangan tentangmu menguar di sekitar? Kami menangis, karena kami tak tahu kepastian jasadmu. Muncul lah, kawan, kami merindukanmu.

Just keep on river gone is my friend
Just keep on river gone is my
Just keep on river gone is my friend
Just keep on river gone is my

Hanya riak arus sungai yang menghibur, bahwa pernah ada kau di sana yang terkubur.


No comments:

Post a Comment