Pages

Sad Song – Christina Perri

Ini, tentang lagu sedih. Begitu saja. Perasaan putus asa dan kekhawatiran luar biasa akan ditinggalkan orang tercinta setelah mengorbankan segalanya.

Today, I'm gonna write a sad song
Gonna make it really long
So that everyone can see
That I'm very unhappy

Hari ini aku ingin menulis sebuah lagu sedih. Kan kutulis panjang sekali, hingga semua orang tahu bahwa hatiku sedang sangat galau.

I wish I wasn't always wrong
I wish it wasn't always my fault
The finger that you're pointing
Has knocked me on my knees
And all you need to know is


Memang aku yang bodoh. Kuharap aku tak sebodoh itu hingga aku harus menangis sekarang dan menyesal, betapa dulu aku bodoh karena tergila-gila padamu. Kupikir begitu, semua petaka ini memang dimulai dari diriku. Andai dulu aku tak menggubris rayuanmu, aku tak kan berakhir seperti ini, layu. Memang tak langsung kau menyalahkan, tapi semua tuduhan berkesan ditujukan padaku. Kau mencampakkanku, meluluhlantakkan hatiku. Tahukah kau apa yang sudah kukorbankan drmi cintaku padamu? Oh, kau benar-benar harus tahu, betapa jahat kau melepasku.

CHORUS
I'm so sorry, it's not like me
It's maturity that I'm lacking
So don't, don't let me go
Just let me know
That growing up goes slow


Maafkan aku jika aku tak bisa sedewasa dirimu. Aku memang kekanak-kanakan, gampang ngambekan. Bukan kah dulu itu masuk sisi menyenangkan menurutmu? Mengapa sekarang kau bilang memuakkan? Mengapa harus kau karang alasan, tak cukupkah bilang aku salah, dan harus kuperbaiki? Mungkin kau tak ingin menyalahkanku secara langsung, tak tahukah kau dengan begitu malah justru menyalahkanku secara telak? Mengapa tak biarkan saja aku tumbuh dewasa dengan caraku, dengan bimbinganmu, hingga aku tak sehancur ini saat kau tinggal pergi.

I wonder what my mom and dad would say
If I told them that I cry each day
It's hard enough to live so far away


Coba bayangkan, kau mencampakkanku, kau melepaskanku setelah sekian lama kau menyeretku untuk ikut denganmu. Dan aku harus pulang? Sekarang? Apa kau tak punya bayangan aku akan dihajar oleh orang tuaku? Tak ingatkah kau aku telah minggat dari rumah demi mengikutimu? Dan kau bilang itu salahku, karena terlalu mengikuti nafsu dan ikut denganmu. Apa? Tak ingatkah kau betapa sulitnya aku harus menjalani hidup bersamamu. Baiklah, semua memang salahku. Andai aku tak pergi, andai aku tak terlalu jatuh cinta padamu.

I wish it wasn't always cold
I wish I wasn't always alone
When the party is over,
How will I get home?
And all you need to know is


Semua memang salahku. Aku yang kesepian di rumah, menemukan kau yang sangat mencintaiku. Kuikuti kemanapun kau pergi, bahkan meninggalkan rumahku, orang tuaku, hidupku. Bersamamu aku pernah bahagia. Tapi kini tidak lagi. Kau juga meninggalkanku. Apakah aku ini memang diciptakan untuk ditinggalkan? Apakah orang tuaku, dirimu, semuanya pergi menjauhiku karena keberadaanku? Kebahagiaan itu usai sudah. Aku harus pulang. Kemana? Aku tak punya tempat tujuan sekarang.

If all the rules are meant to bend
And you swore you were my friend
Now I have to start all over again
Cause no one's going to take your place
And I'm scared I'll never save
All the pieces of the love we made


Kau janji kau akan selalu menjagaku, saat aku mulai ikut denganmu. Karena aku sendirian, sebatang kara di tempat yang jauh dari rumah. Dan kau melanggar semuanya. Janjimu sudah tak lagi berlaku. Hatiku juga sudah mati rasa. Aku takut setelah ini, aku terlalu benci, hingga kubuang semua kepingan cinta yagn telah kita renda bersama.

But I'm so sorry, it's not like me
It's maturity that I'm lacking
So don't, don't let me go
Just let me know
That I can slip and fall
And you won't let me go
Just let me know
That growing up goes slow


Maafkan aku, semuanya. Aku memang kurang dewasa. Aku tak bisa menghadapi masalahku tanpa melibatkan hati. Jika bisa kuminta, inginnya ku tak kau tinggalkan. Tapi apa daya. Kau dan aku sama-sama manusia, yang bisa alpa, dan bisa menyakiti sesame. Yang jelas, sekarang ini aku membencimu. Dan aku butuh waktu lama untuk kembali merajut cinta.

No comments:

Post a Comment